Windows Copilot menempatkan AI sebagai inti dari program Microsoft yang paling penting

Menggunakan alat yang disebut Windows Copilot, Microsoft telah mulai membangun antarmuka obrolan AI langsung ke produk perangkat lunak terpentingnya, kata perusahaan itu pada hari Selasa. Alat ini akan melakukan tugas seperti memberi anotasi pada dokumen, menyarankan musik, memberikan dukungan teknis untuk komputer Anda, dan menjawab pertanyaan yang mungkin Anda ajukan pada mesin pencari AI atau chatbot.

Alat AI terbaru Microsoft diatur untuk tiba di versi pratinjau Windows melalui ikon di bilah tugas yang terlihat seperti cincin pita biru. Mengkliknya akan membuka sidebar antarmuka obrolan tempat Anda dapat mengetik pertanyaan atau petunjuk seperti "aktifkan mode gelap" dan klik tombol untuk mengambil tindakan. Microsoft akan mulai menguji fitur tersebut pada bulan Juni, kata Youssef Mahdi, kepala pemasaran produk konsumen Microsoft.

Ini adalah langkah baru yang besar dalam adopsi teknologi AI oleh Microsoft. Sebelumnya, perusahaan membangun kecerdasan buatan ke dalam mesin pencari Bing dan browser web Edge, tetapi Windows digunakan oleh jutaan orang lain dan lebih banyak jam per hari.

"Kami membawa Copilot ke kanvas terbesar yang pernah ada, Windows," kata CEO Satya Nadella pada konferensi pengembang Microsoft Build perusahaan. Dia mengatakan bahwa kedatangan antarmuka obrolan AI sama pentingnya dengan kemajuan komputasi seperti momen penting lainnya, seperti kedatangan Internet atau iPhone.

Perubahan tersebut mencerminkan semakin seriusnya kecerdasan buatan modern. Google mulai membangun AI langsung ke Penelusuran, Gmail, Dokumen, dan layanan utama lainnya yang digunakan oleh miliaran orang. Adobe pada hari Selasa merilis versi beta Photoshop yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat gambar baru. AI tetap eksperimental, tetapi AI tidak lagi berada di pinggiran produk teknologi terbesar di dunia.

Microsoft juga membangun teknologi Copilot-nya ke dalam rangkaian alat produktivitas Office-nya.

Google telah mengambil pendekatan yang berbeda dengan AI-nya, membatasi teknologi chatbot yang lebih bebas ke Bard chatbot dan menambahkan lebih banyak alat artisanal dunia nyata untuk pencarian, Gmail, dan alat utama lainnya.

Mehdi menganggap ini salah. Dia mengatakan dia benar-benar berharap Google akan memisahkan pekerjaan karena itu akan membantu prospek Microsoft.

"Pelanggan memberi tahu kami bahwa mereka bukan hal yang terpisah. Mereka pikir semuanya terintegrasi," kata Mehdi dalam sebuah wawancara. “Kemampuan untuk mengajukan pertanyaan apa pun dari mana Anda berada dan mendapatkan jawaban seperti pencarian, ini adalah hal yang hebat bagi klien.”

Dia juga senang melihat bantuannya memecahkan masalah antarmuka pengguna mendalam yang umum di dunia teknologi: membantu non-ahli mengetahui cara melakukan hal-hal berguna seperti memasang jendela aplikasi ke satu sisi layar laptop.

"Fitur pertama di Windows yang disukai orang adalah jepret. Meski begitu, orang masih kesulitan mencari tahu cara melakukannya," kata Mehdi. "Tetapi jika Anda sekarang dapat berkata, 'Hei, jepretkan beberapa jendela untuk saya,' dan PC dapat melakukan itu, itu adalah peluang besar bagi orang-orang."

Microsoft menambahkan hasil pencarian AI dan chatbot AI ke mesin pencari Bing pada bulan Februari. Itu bergantung pada OpenAI, pembangkit tenaga kecerdasan buatan yang telah diinvestasikan oleh Microsoft, untuk teknologi pemrosesan bahasa intinya. Sebagian berkat fitur tersebut, Mehdi mengatakan penggunaan Bing telah melewati ambang 100 juta per hari, meskipun dia tidak mengungkapkan laju pertumbuhannya.

Juga di Build, Microsoft mengumumkan bahwa teknologi plug-in tersedia untuk Bing dan Windows Copilot sehingga pengembang dapat mengintegrasikan perangkat lunak mereka sendiri. Ini akan memungkinkan Anda untuk memanfaatkan aplikasi tersebut menggunakan antarmuka Microsoft AI.

Dan Microsoft mengumumkan bahwa OpenAI menggunakan data mesin pencari Bing untuk membantu meningkatkan chatbot ChatGPT. Mesin pencari dapat digunakan untuk "menemukan" alat AI generatif yang seringkali menghasilkan informasi yang salah.